Kembali

Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Triwulan I 2015

Ringkasan Laporan

  1. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 dipertahankan di level 5,3% dengan proyeksi rata-rata inflasi sebesar 6,3% (turun dari 7,2%, proyeksi Desember 2014) dan proyeksi BI rate pada akhir tahun di 7,5% (turun dari 8%).
  2. Rupiah diperkirakan menghadapi tekanan yang lebih kuat dibanding perkiraan sebelumnya. Rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp 12.900/US$ (melemah dari Rp 12.294/US$ proyeksi Desember 2014).
  3. Rata-rata yield SUN bertenor 10 tahun diproyeksikan sebesar 7,7% pada tahun ini (menurun dari 9% proyeksi Desember 2014) disebabkan perkiraan trayektori inflasi yang lebih rendah dan appetite global yang tinggi.
  4. Untuk mengukur stabilitas nilai tukar kami melakukan estimasi nilai tukar fundamental. Dari empat model nilai tukar fundamental yang kami estimasi, model komposit dinilai memiliki kriteria teoritis dan statistik yang paling baik.
  5. Dengan menggunakan data Januari 2015, nilai tukar fundamental rupiah (terhadap USD) diestimasi berada di Rp 11.978/US$. Dengan demikian, posisi nilai tukar pada bulan Januari 2015, yaitu Rp 12.579/US$ adalah undervalued sebesar 5%.
  6. Tingginya interest margin bank merupakan salah satu indikator country risk yang dapat berdampak kepada kenaikan biaya dana (cost of fund).
  7. Economics of scale diperlukan agar bank dapat memberikan pricing produk yang lebih efisien. Dibutuhkan campur tangan otoritas untuk mendorong perbankan agar melakukan akselerasi konsolidasi dan meminimalkan efek negatif.
  8. Risiko industri perbankan Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index, BSI) LPS yang naik sebesar 53 bps dari 100,10 pada Januari 2015 menjadi 100,63. Sesuai kategori skala observasi Crisis Management Protocol (CMP) angka BSI saat ini masih berada pada kondisi "Normal".

untuk informasi lebih lanjut silahkan klik tautan ini