Kembali

Laporan Perekonomian dan Perbankan April 2015

Ringkasan Laporan
 

  1. Bank Sentral AS: Federal Reserve mengubah gaya penyampaian (wording) dari pernyataan kebijakan moneternya di bulan Maret, menegaskan bahwa kenaikan suku bunga akan dimulai pada tahun ini.
  2. Dampak keluarnya Yunani dari Zona Euro (Grexit), jika sungguh terjadi, diperkirakan akan relatif terkendali dibandingkan jika peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu.
  3. IMF, Bank Dunia, dan ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik pada tahun 2015 dan 2016 yang berkisar antara 5,3%-5,8% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 5,0%.
  4. Surplus neraca perdagangan mencapai US$ 1,13 miliar pada Maret 2015, yang tertinggi sejak Januari 2014. Ekspor naik melebihi pertumbuhan impor.
  5. Inflasi headline (y/y) naik menjadi 6,38% di bulan Maret 2015 dari 6,29% pada bulan sebelumnya terutama akibat peningkatan harga bensin. Inflasi inti mencapai 5,04% y/y, tertinggi sejak September 2011.
  6. Pasar keuangan global mengalami fluktuasi disebabkan beberapa sentimen utama, yakni renormalisasi kebijakan The Fed dan Grexit.
  7. Indonesia memperoleh persepsi yang lebih pasti di antara emerging market utama, disebabkan oleh terobosan di bidang kebijakan fiskal.
  8. Rasio permodalan masih dalam rentang aman, dengan potensi kenaikan kredit bermasalah (NPL) yang masih membayangi di awal tahun 2015. Potensi kredit bermasalah terutama berasal dari turunan sektor pertambangan dan komoditas yang harganya masih melemah.
  9. Peningkatan kredit bermasalah dari segi sektor ekonomi terjadi pada semua sektor utama yang dipantau:  sektor konstruksi, perdagangan, dan transportasi.
  10. Sistem kelistrikan Indonesia berada dalam status krisis. Dari 22 sistem kelistrikan nasional hanya enam yang berada dalam status normal, sementara sisanya 11 berstatus siaga dan lima berstatus defisit.
    Pemberian mandat bagi PLN untuk melakukan pembangunan pembangkit, pemilihan, penunjukan, dan penentuan harga beli listrik diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan pembangkit, meski di sisi lain merupakan "eksperimen" berani karena berpotensi menyebabkan konsentrasi risiko di PLN sebagai perseroan.
  11. Risiko industri perbankan Indonesia mengalami sedikit penurunan. Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index, BSI) LPS pada bulan Maret 2015 menurun sebesar 6 bps dari bulan sebelumnya, atau dari 100,27 menjadi 100,21 (kategori: "Normal").

untuk informasi lebih lanjut silahkan klik tautan ini