Kembali

Laporan Perekonomian dan Perbankan Bulan Mei 2015

 

  1. Kecuali di Amerika Serikat dan Brazil, kebijakan moneter berbagai perekonomian utama dunia saat ini cenderung netral atau mengarah ke pelonggaran.

  2. Ekonomi Indonesia tumbuh 4,71% y/y pada kuartal I 2015, melambat dari 5,01% pada kuartal sebelumnya.

  3. Defisit neraca berjalan turun menjadi 1,81% PDB pada kuartal I 2015 dari 2,58% PDB pada kuartal sebelumnya. Surplus neraca pembayaran menurun dari US$ 2,41 miliar ke US$ 1,3 miliar pada periode yang sama.

  4. Nilai tukar dolar AS secara umum terpantau melemah seiring dengan negative surprise pada data ekonomi AS serta sikap wait and see lintasan kebijakan The Fed.

  5. Potensi kenaikan suku bunga AS mendorong pasar obligasi rawan terhadap potensi pembalikan arus modal asing. Pasar saham cenderung masih berada dalam tren bullish.

  6. Data tren peningkatan NPL menunjukkan bahwa kedepan faktor risiko perbankan telah bergeser dari risiko likuiditas kepada kualitas kredit. Namun demikian perbankan masih cukup memiliki capital buffer yang memadai.

  7. Kondisi pertumbuhan kredit yang selaras dengan pertumbuhan DPK diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun 2015. Terbuka potensi memperbaiki NIM bagi bank dengan memanfaatkan kondisi likuiditas yang "relatif" longgar.

  8. Tren peningkatan produksi CPO dalam dua bulan terakhir berdampak negatif terhadap level inventory dan pemulihan harga.

  9. Langkah pemerintah yang segera menerapkan aturan pungutan untuk kebijakan CPO fund diperkirakan akan berdampak harga CPO yang diterima produsen dan spread harga produk turunan CPO.

  10. Risiko industri perbankan Indonesia mengalami sedikit penurunan. Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index, BSI) LPS pada bulan April 2015 menurun sebesar 14 bps dari bulan sebelumnya, atau dari 100,21 menjadi 100,07 (kategori: "Normal").

untuk informasi lebih lanjut silahkan klik tautan ini