Kembali

LPS Pangkas Suku Bunga Penjaminan

Sumber: Media Indonesia (10-01-2008)

JAKARTA (Media): Kendati suku bunga Bank Indonesia stagnan di level 8% pada bulan ini, Lembaga Penjamin Simpanan justru memangkas suku bunga wajar penjaminan (LPS rafe)bagi bank umum sebesar 25 basis poin (bps).

Keputusan Dewan Komisioner LPS tersebut disampaikan Pjs Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani di Jakarta, kemarin. Penurunan suku bunga LPS tersebut, jelasnya, didasari prediksi akan tingkat inflasi Indonesia yang semakin melandai pada tahun ini. "Tingkat inflasi 2008 diperkirakan lebih rendah daripada, tahun lalu, mengingat secara makro perekonomian membaik, ditambah adanya upaya keras yang akan dilakukan pemerintah untuk menahan laju inflasi," tutur Firdaus.

Di samping asumsi mengenai tingkat inflasi itu, lanjutnya, penurunan LPS rate yang akan berlaku selama rentang waktu 15 Januari hingga 14 Mei 2008 itu juga didasari pada kondisi perbankan yang dinilai LPS relatif stabil.

Dengan keputusan LPS tersebut, suku bunga wajar penjaminan LPS untuk bank umum dalam mata uang rupiah turun 25 bps dari 8,25% pada periode sebelumnya menjadi 8%. Penurunan serupa juga terjadi untuk simpanan dalam mata uang "dolar AS, yaitu dari 4,5% menjadi 4,25%. Sementara itu, LPS rate bagi bank perkreditan rakyat (BPR) turun dari 11,75% menjadi 11,5%.
Sejak tahun lalu, LPS telah mengubah periode penetapan suku bunga wajar penjaminan dari setiap bulan, menjadi empat bulan sekali guna memberikan waktu yang memadai bagi bank dalam menetapkan kebijakan suku bunganya.

Penetapan LPS rate kini dilakukan pada setiap Januari, Mei, dan September. Namun, kebijakan LPS rate juga dapat ditinjau ulang sewaktu-waktu seiring dengan perkembangan ekonomi.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom berpendapat bahwa suku bunga kredit masih dapat terus turun meskipun BI rate stagnan di 8%, asalkan perbankan dapat menggenjot tingkat efisiensinya.

"Kalau kita perhatikan di beberapa bank besar, bahkan bank BUMN, biaya untuk memberikan pinjaman sudah turun cukup banyak, terutama Bank Mandiri. Itu berarti mereka memiliki kapasitas menurunkan suku bunga kredit."

Dalam persaingan yang makin ketat, tegas Miranda, bank tidak akan punya pilihan lain selain memperbaiki efisiensi agar bisa menekan bunga menjadi lebih rendah daripada pesaingnya.

Sementara itu, Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad menambahkan, tingkat penyaluran pinjaman (LDR) pada awal tahun ini diperkirakan telah melampaui 70%. kendati demikian, ia mengingatkan bahwa kinerja kredit tahun ini tidak lebih mudah daripada 2007 yang drestimasi tumbuh 25%. "Tahun ini kami terus mengupayakan agar angka itu tetap kembali tercapai. Tapi kami perkirakan di 22%-25%."